Home » » peringatan kedua untuk timnas U-19,saat dikalahkan Myanmar

peringatan kedua untuk timnas U-19,saat dikalahkan Myanmar

Perjuangan Timnas U-19 Indonesia begitu menawan kala melakoni Tur Nusantara dan tak pernah mendapat satu pun kekalahan. Tetapi, mereka kemudian kalah untuk pertama kalinya sejak juara Piala AFF U-19, 2013 dan berhasil lolos ke Piala Asia U-19 2014, di tangan tuan rumah Oman, di dalam rangkaian pertandingan uji coba ke Timur Tengah. Tim asuhan Indra Sjafri kemudian menderita kekalahan yang kedua, ketika berhadapan dengan Myanmar pada pertandingan bertajuk ujicoba, Rabu 7 Mei 2014. Menjamu tim Myanmar U-19 di GBK untuk kedua kalinya --pertemuan pertama berakhir 1-1, Evan Dimas dan kawan-kawan tak berdaya hingga akhirnya takluk dengan skor akhir 1-2. Masih tetap dengan skema 4-3-3,tim Indonesia sebenarnya mampu unggul terlebih dahulu pada menit 46, melalui tandukan Putu Gede.Kala Garuda Jaya hampir dipastikan menang, petaka menimpa tim Indonesia, akibat kebobolan dua kali pada menit 89 dan 92. Dan, hingga wasit mengakhiri pertandingan, posisi skor 2-1 untuk Myanmar pun bertahan sampai akhir pertandingan. Walaupun kalah, pelatih Indra Sjafri mengatakan bahwa timnya mendapat keuntungan dari hasil laga uji coba melawan Myanmar. Dikatakannya, pasukan Garuda Jaya kehilangan konsentrasi pada menit-menit akhir pertandingan, sehingga kemenangan yang ada di depan mata pun akhirnya sirna begitu saja. "Namun Yang jelas timnas banyak dapat pelajaran dari sisi teknis, peraturan pemainan suporting. Dari tiga itu kita lihat 2x45 menit, harus tetap fokus 90 menit. Kelengahan kita mampu dimanfaatkan oleh myanmar," ungkap Indra usai pertandingan. Indra juga menyoroti lini depan yang gagal menyempurnakan peluang-peluang menjadi gol. "Banyak peluang yang terjadi seharusnya bisa gol. Anak-anak kehilangan kepercayaan diri setelah gagal mencipta gol," lanjut sang pelatih yang pernah bermain untuk PSP Padang itu. Akan tetapi, Indra mengatakan kalau anak asuhnya bermain lebih baik ketimbang pada pertemuan pertama. Menurutnya, harus ada evaluasi terlebih dahulu sebelum akhirnya mengambil kesimpulan ada penurunan performa dibanding saat melakoni tur uji coba. "Yang paling sulit bagi pemain usia muda, tingkat umur 19 ini masih labil. Akan tetapi main dimalam ini lebih baik daripada malam kemarin. Tetap kami menghargai perjuangan para pemain, progress mereka lebih baik. Dua laga ini jelek dari yg kemarin, tidak bisa simpulkan sekarang karena ada evaluasi yang mesti dilakukan," kata Indra usai laga. Menariknya lagi, usai laga tersebut, para pemain Garuda Jaya menolak untuk memberikan komentar. "Maaf permintaan pelatih pemain nanti langsung naik ke bus.Kami Tidak boleh ada wawancara dengan wartawan," ujar salah satu anggota pengamanan timnas U-19. Ketergantungan pada Evan Dimas Pada pertandingan melawan Myanmar, para pemain Myanmar tampak menjaga ketat gelandang sekaligus kapten Garuda Jaya, Evan Dimas. Dan, ketika pemain bernomor punggung 6 itu tak berkutik, permainan tim pun mengalami perubahan. Indra mengatakan, dia sengaja terus memasang Evan dan tak mencari alternatif lain, lantaran ingin memantapkan komposisi utama dalam tim. Menurutnya, perhelatan Piala Asia semakin dekat, sehingga mental pemain utama harus segera terbentuk. "Saya selalu tidak lihat satu individu pemain. Kenapa Evan masih tetap kami mainkan. Kami tidak banyak lagi bongkar pasang pemain. Semakin dekat kami ke event, semakin tahu dan semakin memberikan pengalaman kepada pemain. Kalau gonta-ganti, kami tidak dapat 11 pemain tim di Myanmar nanti," ucap Indra. "Mereka butuh banyak pengalaman, misalkan Timur Tengah, Myanmar yang cerdik, militan dengan counter attack-nya. Perlu diberi ruang eksperimen untuk Evan Dimas. Untuk porsi game pemain lain, bisa di internal game," sambungnya. Komentar juga datang dari pelatih Myanmar U-19, Gerd Friedrich Horst, yang memberi kredit khusus bagi Evan, juga Maldini Pali. Menurutnya, pemainan Indonesia bagus sepanjang pertandingan kemarin, meski akhirnya lengah dan kebobolan dua gol. "Pertandingan yang bagus. Saya terkejut Indonesia butuh 45 menit untuk mencetak gol. Mereka bagus di babak kedua. Indonesia juga punya pemain dengan skill baik sedangkan kami tak punya pemain seperti nomor 6 (Evan Dimas) dan Maldini," katanya. Ditegaskan Gerd, sejak pertemuan pertama, Senin lalu, yang berakhir imbang 1-1, dia memang sengaja mengamanatkan pemainnya untuk mematikan pergerakan jenderal lapangan tengah Timnas U-19, Evan Dimas. "Kami memainkan 4-4-1-1 dan dua pemain khusus menjaga nomor 6," jelasnya. Ajang Pembelajaran Jelang Piala Asia U-19 2014 Kekalahan lawan Myanmar, yang notabene terjadi di kandang sendiri, menjadi pelajaran bagus bagi Garuda Jaya untuk segera berbenah. Mereka diharapkan mampu belajar dari kesalahan-kesalahan dan sudah siap tempur saat turnamen bergulir, Oktober mendatang. Indra menuturkan, naik-turunnya performa Ilham Udin dan kawan-kawan merupakan hal biasa terjadi. Imbuhnya, hal tersebut pun akan berbuah manis, jikalau performa puncak yang ditunggu-tunggu akan hadir ketika perhelatan Piala Asia U-19 2014 mulai bergulir. "Kita jangan panik, itu saja. Ada uji coba sekarang, 28-35 kali uji coba. Ada turun naiknya kualitas tim, saya sangat memahami itu. Saya akan konsisten dengan apa yang kami buat,Kami yakini dan berharap peak performance kita ada di Oktober," jelasnya. "Tahapan latihan, ada dinamikanya, Kalau tidak ada problim, saya takutkan puncaknya sebelum turnamen. Saya tata supaya bisa pas di puncak pas kejuaraan," sambung pria berusia 51 tahun, yang lahir di Lubuk Nyiur, Sumatera Barat tersebut. Lini pertahanan menjadi salah satu pos yang terus menjadi sorotan Indra pada dua laga uji coba melawan Myanmar kemarin. Menurut Indra, barisan lini belakang kerap tak sabar, sehingga terpancing untuk meninggalkan posnya, sehingga meninggalkan celah dibelakang. "Organisasi pertahanan Indonesia jelek, Hansamu yang diharapkan bisa diandalkan malah sering terpancing ikut naik, dia juga terpancing emosinya oleh pemain Myanmar," terang Indra dalam konferensi pers seusai laga, Senin 5 Mei 2014. "Untuk pemain muda,masih labil, kalau diharapkan mereka konsisten terus bermain, sulit,akan tetapi kami berupaya untuk itu," lanjut pelatih yang berposisi sebagai gelandang ketika masih aktif bermain tersebut. Khusus soal emosi, pelatih mental Timnas U-19, Guntur Cahyo Utomo mengatakan saat ini Tim Garuda Jaya tengah dalam tahap pematangan emosi dan kontrol diri. Namun diakuinya, para pemain merespons kerasnya permainan lawan dengan cara yang tak elegan. "Kami tentu akan evaluasi hal ini dengan pelatih. Evaluasi akan dilakukan melalui proses latihan, grup maupun personal. Kami akan analisis video pertandingan tadi dan melihat mana yang harus dilakukan (pendekatan) personal, mana yang grup. Karena tiap individu berbeda," ungkap Guntur kepada wartawan. "Para Pemain harus menyadari situasi yang ada. Intinya, para pemain harus menyadari permainan. Mereka harus membawa pemainan ke level kesadaran, sehingga respons yang timbul tak merugikan tim," papar Guntur. Kini, masih ada waktu lima bulan bagi Timnas U-19 untuk melakukan pembenahan sebelum berlaga di ajang Piala Asia U-19 2014. Dan, kekalahan dari Myanmar, yang juga akan tampil di turnamen nanti sebagai tuan rumah, menjadi modal berharga bagi Tim Garuda Jaya. Apalagi, lawan-lawan yang dihadapi pada perhelatan Piala Asia nanti pun bukan sembarangan. Mereka akan menghadapi Uzbekistan, Uni Emirat Arab, dan Australia, yang tentunya juga akan mempersiapkan diri secara matang jelang turnamen yang digelar 9-23 oktober 2014 mendatang.

Find Us On Facebook

Popular Posts