Home » » TATKALA HARAPAN ( TIMNAS U - 19 ) HARUS TERLUKA

TATKALA HARAPAN ( TIMNAS U - 19 ) HARUS TERLUKA

Harapan itu membuat kita mampu melihat cahaya di dalam kegelapan. Kini, sebesar apakah harapan Anda terhadap tim nasional Indonesia U-19?


Timnas U-19 dan Harapan. Sebuah nasihat tentang harapan saya ambil dari ucapan Desmond Mpilo Tutu, tokoh besar dari Afrika Selatan di era 1980-an. Harapan merupakan kekuatan besar yang membuat Desmond Tutu yakin suatu saat nanti negaranya akan berhasil menghapus politik apartheid.

Apartheid merupakan politik pemisahan ras yang diterapkan kaum kulit putih ketika berkuasa di Afrika Selatan selama puluhan tahun.
Dunia beruntung masih ada sejumlah tokoh yang menyimpan harapan setelah penderitaan serta kehidupan yang mengerikan dialami oleh warga kulit hitam di Afrika Selatan.

Bergerak dari satu harapan itu, kini kita melihat hasil perjuangan tokoh-tokoh Afrika Selatan seperti Desmond Tutu dan Nelson Mandela.
Di Afrika Selatan, harapan itu dibangun serta dikembangkan dengan membuang dendam terhadap kelompok yang sebelumnya menghadirkan penderitaan itu.

Ya, mari kita kembali lagi ke sepak bola, tatkala masyarakat Indonesia terguncang melihat pasukan Garuda U-19 di Brunei, para pemuda yang sebelumnya diyakini akan menjadi harapan kebangkitan tim nasional Merah-Putih.

Harapan menggunung yang tumbuh subur di tengah masyarakat setelah melihat penampilan serta pencapaian Tim Garuda U-19 di Piala AFF U-19 2013 dan Kualifikasi Piala AFC U-19 2014, kini terluka.

Apalagi, masyarakat juga diberikan mimpi melihat tim muda Indonesia berlaga di Piala Dunia U-20 2015, ajang yang dijadikan target oleh BTN untuk timnas U-19 saat berlaga di Piala AFC U-19 2014 di Myanmar.

Berbeloknya rencana dan strategi PSSI untuk timnas U-19, dari Spanyol ke Brunei, adalah cerita lama dan tak perlu dipertanyakan lagi. Saat ini, persoalan lebih penting adalah menerawang kondisi pasukan Indra Sjafri.

Sejumlah pengamat serta mantan pemain nasional muncul menyuarakan pendapatnya. Ricky Yakobi menekankan aspek psikologis pemain yang luka akibat buyarnya impian mereka untuk berlaga di Spanyol dan mencicipi level permainan yang lebih tinggi.

Dari Bandung, Yusuf Bachtiar melihat para pemain tampil tanpa semangat dan kebugaran seperti biasanya. Ia menyinggung dampak program uji coba keliling Indonesia.
Atas hasil tiga pertandingan di Brunei, reaksi masyarakat beragam. Tak sedikit yang mengecam keputusan PSSI dan Badan Tim Nasional yang mengubah target lokasi uji coba pemain muda Indonesia.

Tentu bukan hal mudah untuk mengontrol reaksi orang lain atas apa yang kita sampaikan atau perlihatkan. Termasuk kemunculan isu penggeseran Indra Sjafri dari kursi pelatih timnas U-19.

Sekjen PSSI, Joko Driyono, sudah menyampaikan bantahannya kepada media massa terkait isu pelengseran Indra Sjafri.
Akan tetapi, bukan pekerjaan mudah untuk mengobati luka harapan masyarakat ketika melihat timnas impian mereka terseok-seok di Brunei. Publik tentu akan menilai lawan-lawan Garuda U-19 punya level permainan yang tak lebih baik, walau usia dan kadar pengalaman musuh lebih baik.


PSSI dan BTN telah bersuara, mereka akan melakukan evaluasi terhadap hasil di Brunei. Kita harapkan mereka pun melakukan evaluasi atas keputusan mengubah tujuan uji coba timnas U-19 secara mendadak dan berempati terhadap luka Garuda Jaya.

Tugas kita sebagai masyarakat olah raga nasional adalah tetap menjaga harapan itu, walau di tengah kegelapan sekalipun. Seperti halnya masyarakat Afrika Selatan yang tak berhenti menjaga harapan akan kehidupan yang lebih baik.


Semoga PSSI, BTN, dan seluruh anggota timnas Indonesia U-19 dapat menemukan solusi cepat dalam memulihkan "luka" dari Brunei.
Biarlah harapan itu yang membentuk masa depan kita, bukan luka saat ini.

Find Us On Facebook

Popular Posts